Saya berikan apresiasi yang sangat tinggi kepada kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan prestasi ini. Saya percaya bahwa kesenian adalah sarana diplomasi yang sangat penting. Saya berharap kedepannya Paduan Suara Mahasiswa Voca Erudita Universitas Sebelas Maret Surakarta dapat berkolaborasi dengan KBRI Tokyo untuk dapat tampil di Jepang", ujar Dubes Heri TRIBUNMANADOCO.ID - Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Prof Dr Ir Ellen J. Kumaat MSc DEA membuka Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK2MB) tahun 2022, Senin (01/08/2022). PK2MB Suaranyanyian menggema dari ruangan bekas kafetaria di kampus Universitas Padjadjaran (Unpad), Jalan Dipati Ukur, Bandung. Sejak Januari lalu, kelompok Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Unpad berlatih di sana dengan tetap mematuhi aturan protokol kesehatan. Pelatih sekaligus konduktor, Arvin Zeinullah, memimpin 44 penyanyi bersuara alto, sopran, bas, dan tenor sambil mengasah kemampuan terbaiknya. 1PETUNJUK TEKNIS PADUAN SUARA PENYELENGGARAAN Kompetisi : Paduan Suara Kategori : A : Pelajar SMA B : Mahasiswa dan Umu l2JDD. Kiranya hampir semua universitas punya Paduan Suara Mahasiswa alias padus alias PSM atau apalah namanya. Paduan Suara Mahasiswa kiranya merupakan sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa UKM atau apalah namanya yang sejenis. Suka-suka yang punya kampus, toh? Nah, sebagai mantan anak Paduan Suara Mahasiswa saya lantas mengerutkan kening untuk mengenang apa-apa aja sih yang unik dari anak Paduan Suara Mahasiswa itu. Mengingat saya sudah lulus kuliah sejak zaman Boedi Oetomo, maka kerutan kening saya lumayan berlipat sehingga bisa membentuk partitur lagu galau. Daripada kelamaan, baiklah, sesudah rada sering menulis kisah perjalanan KelilingKAJ, ada baiknya kita refresh sejenak dengan beberapa fakta unik tentang anak Paduan Suara Mahasiswa versi 1. Anak Paduan Suara Mahasiswa biasanya adalah hasil seleksi. Namun biarpun sudah diseleksi, tetap ada seleksi alam. Namanya juga Paduan Suara Mahasiswa yang membawa nama kampus, rekrutmen jadi nggak sembarangan ketimbang koor-koor biasa yang bahkan–kayak yang pernah saya lakukan–nyaut orang lewat yang penting rame. Anak-anak yang mau ikut Paduan Suara Mahasiswa harus dihadapkan pada persaingan ketat. Biasanya anak-anak semacam ini sudah ikutan paduan suara sejak dari TK, SD, SMP, atau SMA. Atau kalau ada yang nggak ikut sama sekali, lalu daftar jadi PSM ada juga kok. Saya. Padahal saat daftar saya itu nggak bisa membaca not. Membaca saja sulit, bagaimana mungkin diterima? Biarpun sudah diseleksi dan sudah jelas-jelas terpilih, bahkan dengan perdebatan keras antar panitia seleksi, tetap saja ada orang terpilih yang nggak sadar kalau dia terpilih. Datang cuma 2-3 bulan, kemudian lenyap ditelan bumi. Padahal sudah dikonfirmasi bahwa bumi nggak makan orang. 2. Anak Paduan Suara Mahasiswa harus mau memahami proses. Tidak ada show tanpa latihan! Salah satu pelajaran hidup ketika jadi anak Paduan Suara Mahasiswa adalah keharusan untuk memahami segala sesuatu via prosesnya. Hampir tidak mungkin mengerti sebuah lagu hanya dengan 1-2 kali baca teks atau partitur. Jadi, setiap kali hendak tampil atau show sekecil apapun, anak Paduan Suara Mahasiswa pasti latihan. Bahkan, kadang ada yang nggak mau tampil karena sadar dia jarang latihan. Membawa teks lagu ke kosan juga bukan hal yang langka untuk dilakukan. Meskipun agak diragukan apakah teks itu benar-benar dipelajari atau sekadar jadi pelengkap fotokopian bahan kuliah belaka. 3. Anak Paduan Suara Mahasiswa pernah jenuh karena kebanyakan latihan tapi nggak show, tapi pernah stres karena show sudah dekat tapi rasanya kurang latihan. Ini dilema hidup. Ketika masih awal-awal jadi anak Paduan Suara Mahasiswa, kurikulumnya cuma latihan dan latihan tanpa jelas akan tampil kapan. Lama-lama ya bosan juga, karena begitu sudah bisa sebuah lagu, nggak jelas akan ditampilkan kapan, padahal niat dari pelatih adalah melatih teknik vokal. Namun ketika sudah melewati seleksi alam pada 2-3 semester berikutnya yang terjadi justru show datang silih berganti, namun jadi stres karena lagunya susah-susah dan banyak pula. Mana kalau konteksnya udah show PSM, mau nggak mau harus dihapalkan. 4. Sebagai dampak latihan, anak Paduan Suara Mahasiswa pasti hafal banyak lagu. Latihan setengah mati, lalu show, dan sudah. Begitulah hidup jadi anak Paduan Suara Mahasiswa. Keharusan untuk hafal ketika show lantas berujung pada hafal benar lagu-lagu yang ditampilkan, bahkan bisa sampai bertahun-tahun kemudian. Semisal sedang di dalam pesawat, tanpa sadar, anak Paduan Suara Mahasiswa akan bersenandung lagu-lagu yang pernah dia tampilkan. Atau ketika sedang menonton konser dengan lagu beransemen sama, dia akan dengan lancar menyanyikan lagu tersebut meski lagu itu sudah dipelajari lama sejak Cornelis de Houtman masuk ke Nusantara. 5. Anak Paduan Suara Mahasiswa pernah mengerjakan tugas kuliah sambil latihan. Bahkan pernah bolos demi latihan. Ini saya. Laporan praktikum Farmakologi adalah salah satu tugas yang hampir pasti saya garap sembari latihan, misalnya di sela-sela Alto harus mendapat sesi khusus, sementara Bass-nya magabut. Bagaimana tidak? Latihan Paduan Suara Mahasiswa, apalagi kalau sudah mendekati waktu pentas, sangat intens. Bahkan bisa 8 kali seminggu, padahal seminggu cuma ada 7 hari. Mana ada waktu? Saking nggak adanya waktu, logika terbalik terjadi. Yang mana seharusnya PSM jangan mengganggu kuliah, menjadi kuliah jangan mengganggu PSM. Maka nggak usah heran kalau ada anak Paduan Suara Mahasiswa yang bolos kuliah, demi latihan. Itu ada. Saya juga pernah. 6. Bolos kuliah demi show? Biasa. Meninggalkan skripsi? Ada juga. Bolos ujian aja bisa. Semester 7 adalah semester terakhir saya kuliah, eh kok ya ketepatan dapat kesempatan lomba di Jakarta. Mengingat durasi saya sudah tidak lama lagi, maka saya embat saya kesempatan itu padahal saya tahu jelas bahwa saya ada jadwal Ujian Akhir Semester. Saya tinggalkan semuanya itu, bahkan saya sampai bertualang ke kampus UGM mencari dosen untuk ujian susulan. Inget banget ekspresi dan perkataan Bu Kaprodi kala itu, “sebenarnya saya nggak ngebolehin, tapi kalau Wakil Rektor sudah mengijinkan saya mau gimana?”. Iya, bolos ujian saja bisa kok. Apalagi cuma sekadar bolos kuliah demi show. Biasanya terjadi di ajang-ajang show berupa lomba. Misalnya ketika saya ikut KPS Unpar di Bandung. Ya iyalah di Bandung, kan Unpar. Itu bolos seminggu lamanya, pas di awal kuliah pula. Bye-bye kisi-kisi perkuliahan 1 semester. Yang penting tampil. Nah, ini lagi latihan buat KPS Unpar, numpang di Aloy. Selain meninggalkan kuliah, saya juga mengabaikan skripsi saya selama beberapa pekan karena persiapan dan perjalanan ke Bandung itu. Tapi, anak PSM sejati nggak peduli. Lagipula, sudah ditinggalkanpun untungnya saya tetap lulus tepat waktu kok. Heuheu. Dan yang semacam ini pasti terjadi dengan Anak Paduan Suara Mahasiswa lainnya. Dan semacam ini juga saya tulis kok di buku OOM ALFA. 7. Anak Paduan Suara Mahasiswa ada saja yang cinta lokasi, dan menjadi ribet ketika ditolak atau putus. Yah, klasik anak muda. Mungkin lelah bergaul dengan lawan jenis yang sefakultas, maka anak PSM mendapat alternatif stok gebetan via ajang paduan suara. Lebih keren lagi karena dipastikan sudah satu minat. Maka, jangan heran kalau cinta lokasi itu selalu ada di Paduan Suara Mahasiswa. Ada yang seangkatan, ada yang ketua dapat bendahara, ada pula yang lintas angkatan. Dan karena hubungan itu belum tentu lancar, maka kadang ada yang putus, atau bahkan putus sebelum jadian. Hal semacam ini kadang-kadang bisa memicu hilangnya salah satu oknum pecinta dari PSM selama beberapa waktu, mungkin mencari ruang untuk move on, atau mencari pacar baru. Ketika sudah melintas masa, adakalanya didapati beberapa kasus Cinta Lama Belum Kelar yang disemai ketika ber-PSM ria. Ada juga cinta yang tidak terungkap sampai kemudian keduanya bertemu kembali di pelaminan bersama pasangan resmi masing-masing. Ah, cincah! 8. Anak Paduan Suara Mahasiswa pernah melakoni perjalanan untuk lomba atau show. Mulai dari luar kota hingga luar negeri. Saya dan pacar kebetulan sama-sama anak Paduan Suara Mahasiswa, namun dari kampus yang berbeda. Level saya–lagi-lagi karena saya kuliahnya sudah pada zaman Mesopotamia–hanya sebatas dari Jogja ke Bandung dan Jakarta. Pacar saya? Ke Eropa, dan berakhir ngegembel di bawah Menara Eiffel. Sama-sama perjalanan, kok. Dan perjalanan semacam itu pasti perjalanan bertajuk kesederhanaan’. Beberapa aktivitas sederhana adalah ngebolang berjamaah Maka, anak-anak Paduan Suara Mahasiswa pasti punya pengalaman hidup irit bersama rombongan di sebuah tempat-yang-entah-dimana semata-mata demi tampil dan bernyanyi. 9. Anak Paduan Suara Mahasiswa sejati kalau nyanyi kepalanya ikut goyang. Coba aja buka YouTube, misalnya show saya dan PSM Cantus Firmus di Mega Glodok Kemayoran ini, lihat kepalanya! Pada setiap dinamika keras dan lembut, kepala anak PSM akan naik dan turun sesuai dinamika. Itu nggak di-setting, itu berjalan sepenuhnya dari dalam hati. 10. Anak Paduan Suara Mahasiswa punya bekas baju show yang nggak tahu kapan bisa dipakai lagi. Menurut ngana, saya bisa pakai baju kayak gini pas event apaan? Koleksi saya? Ehm, seperti foto di atas, sebuah baju koko merah bertatahkan ornamen silver. Menurut ngana, pada event apa saya bisa mengenakan baju itu lagi, selain jika diundang di Duo Pedang? Tidak hanya itu, saya punya beberapa lagi eks kostum lomba atau kostum konser yang memang bukan tipe baju sehari-hari. Ya, memang bisa saja saya pakai baju ungu eks Poelang Kampoeng ke kantor, kalau tidak dibilang penyanyi dangdut sama satpam setempat. 11. Anak Paduan Suara Mahasiswa selalu rindu panggung. Baik paduan suara saya, PSM Cantus Firmus Universitas Sanata Dharma, dan paduan suara pacar, PSM ITB, saya ketahui memiliki wadah berkumpulnya alumni PSM tersebut di Jabodetabek. PSM Cantus Firmus menjelma menjadi Cantus Firmus is Xtraordinary alias CFX sedangkan PSM ITB menjelma menjadi Octava. Sejauh saya tahu, keduanya baru pernah bertemu di Mall Ciputra dengan hasil sama-sama Gold. Sejauh saya yakini pula, ada PSM yang berlaku serupa. Perhatikan bahwa mereka sudah bukan lagi mahasiswa, namun mereka masih cari-cari panggung–seringnya di lomba-lomba choir menjelang natal. Untuk apa? Kalau saya di CFX, ya semata-mata rindu panggung. Ada yang pernah nanya, saya dibayar berapa. Malah saya keluar duit, kali. Memang hidup kan tidak sesederhana dibayar dan membayar. Bahkan, kalaupun menang, duit berjuta-juta itu juga nggak akan dibagi adil. Waktu CFX menang di peresmian Mall Alam Sutera, duitnya disumbangkan untuk konser Poelang Kampoeng. Di eks PSM lainnya, duitnya ya cuma buat makan-makan belaka. Iya, sesepele itu ternyata. Ada harga yang dibayar untuk manggung, dan bagi anak-anak rindu yang panggung harga itu bukan tentang duit, tapi semata-mata kerinduan nan membuncah. Begitulah, 11 fakta dulu. Sebenarnya pasti masih banyak. Ada mungkin anak paduan suara lainnya yang mau menambahkan? Silakan tulis di kolom komentar ya! Salam Forte!

kostum paduan suara mahasiswa